ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA

ASUHAN KEPERAWATAN

Menurut Doungoes (2000):
1. Pengkajian
a. Identitas : meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, alamat, pekerjaan, dll.
b. Keluhan utama: alasan pasien datang ke rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan Dahulu: apakah pernah mengalami trauma kepala, apakah pernah menderita penyakit lain, seperti: hypertensi DM, Miopia dll.

d. Riwayat Kesehatan Sekarang: segala keluhan yang dirasakan saat ini dan gejala yang tampak saat ini.
e. Riwayat kesehatan Keluarga: apakah ada keluarga yang menderita penyakit tersebut.
f. Aktivitas / Istirahat: Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
g. Makanan / Cairan : Mual, muntah (glaukoma akut)
h. Neurosensori: Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
i. Nyeri / Kenyamanan: Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis) Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
j. Penyuluhan / Pembelajaran
k. Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
b. Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan: gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
c. Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan: adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan: pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah. Tujuan: Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil:
1) Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri
2) Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
3) Ekspresi wajah rileks







1) kaji tipe intensitas, lokasi nyeri dan kaji tingkatan skala nyeri
2) anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
3) Atur sikap fowler 300 atau dalam posisi nyaman.
4) Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
5) Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
6) Berikan analgesik sesuai anjuran
1. Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi
2. Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi nyeri
3. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar dan meningkatkan istirahat/relaksasi
4. Menurunkan iritasi dan resultan ketidaknyamanan lebih lanjut
5. Menurunkan nyeri berlanjut
6. Analgesic dapat mengurangi nyeri

2 Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan: gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapan pandang progresiF Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
1) Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
2) Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
1) Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
2) Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan penglihatan
3) Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
4) Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan, atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat: perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
5) Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi (timoptic, diamox, isopto carpine dll) 1. Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi
2. Pasien lebih dapat menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total
3. Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut
4. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang/kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan




5. Menurunkan laju produksi aqueus humor dan menurunkan TIO
3 Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan: adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup. Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
1) Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
2) Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
3) Pasien menggunakan sumber secara efektif
1) Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
2) Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
3) Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
4) Identifikasi sumber/orang yang menolong.
1. Mempengaruhi persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ansietas, dan dapat mempengaruhi upaya medic untuk mengontrol TIO
2. Menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan/harapan yang akan dating dan memberikan dasar fakta untuk membuat pilihan informasi tentang pengobatan
3. Meberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah
4. Meyakinkan pasien bahwa pasien tidak sendiri dalam menghadapi masalah
4 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan: pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah. Tujuan: Klien mengetahui tentang kondisi, prognosis dan pengobatannya.
Kriteria Hasil:
1) Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
2) Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
3) Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
1) Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi.
2) Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
Izinkan pasien mengulang tindakan.
3) Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata. Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topikal.
4) Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan,
jantung tak teratur dll.
5) Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
6) Dorong menghindari aktivitas, seperti mengangkat berat/men dorong, menggunakan baju ketat dan sempit.
7) Diskusikan pertimbangan diet, cairan adekuat dan makanan berserat.
8) Tekankan pemeriksaan rutin.
9) Anjurkan anggota keluarga memeriksa secara teratur tanda glaukoma.
1. Vital untuk memberikan informasi pada perawat pada kasus darurat untuk menurunkan risiko menerima obat yang dikontraindikasikan (ex: atropin)
2. Menigkatkatkan keefktifan pengobatan
3. Penyakit ini dapat dikontrol, bukan diobati dan mempertahankan konsistensi program obat adalah vital. Beberapa obat dapat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan
4. Efek samping obat merugikan/mempengaruhi rentang dari tak nyaman sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien akan mengalami sensitifitas/alergi terhadap obat parasimpatis
5. Pola hidup tenang menurunkan respon emosi terhadap stress, mencegah perubahan okuler yang mendorong iris kedepan, yang dapat mencetuskan serangan akut
6. Dapat meningkatkan TIO mencetuskan serangan akut
7. Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari konstipasi/mengejan selama defekasi
8. Penting untuk mengawasi kemajuan/ pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan penglihatan lanjut
9. Kecenderungan herediter dangkalnya bilik anterior. Menempatkan keluarga berisiko pada kondisi ini

0 Response to "ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA"

Posting Komentar

Powered by Blogger