TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN
Teori diperlukan untuk membantu memberikan pengetahuan untuk memperbaiki praktek dengan cara menggambarkan, menjelaskan, mempredeksi, dan mengendalikan fenomena. Pengetahuan perawat bertambah melalui pengetahuan teoritis karena metode yang dikembangkan dapat menunjukkan keberhasilan.
Teori memberikan otonomi professional dengan memberikan arahan pada praktek, pendidik dan fungsi – fungsi peneliti profesi tersebut. Studi atas teori membantu membangun kemampuan analitis, menantantang untuk berfikir, memperjelas nilai – nilai dan asumsi – asumsi dan menetukan tujuan praktek keperawatan, pendidikan dan penelitian.

Teori adalah kumpulan konsep – konsep, definisi – definisi, dan usulan – usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis atas fenomena dengan merancang hubungan – hubungan khusus diantara konsep – konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan, perkiraan, dan atau mengendalikan fenomena, dan merupakan abstrak tingkat tinggi dibanding model – model fisik.

Model Konseptual dan Teori Praktek Keperawatan
Model Konseptual
Mengacu pada ide – ide global mengenai individu, kelompok, situasi, atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori mempunyai kontribusi pada kebutuhan dasar praktek keperawatan. Suatu metode untuk menghasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pegembangan dan memanfaatkan teori keperawatan.




Teori – Teori Keperawatan
1. Teori Nightingale
 Menempatkan lingkunagn sebagai fokus asuhan keperawatan dan perhatian
 Perawat tidak hanya sibuk memberi obat dan pengobatan tetapi beroreantasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenagaan dan nutrisi.

2. Teori Peplau
 Mengembangkan interaksi perawat dan klien
 Keperawatan adalah proses yang penting, teraupetik dan interpersonal
 Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecendrungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal

3. Teori Henderson
 Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan, membantu klien mendapatkan kemandiriannya secepat mungkin
 Praktek keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 dasar kebutuhan dasar Henderson
1. Bernafas yang normal
2. Makan minum cukup
3. Bergerak dan mempertahankan sikap yang diinginkan
4. Tidur dan istirahat
5. Memilih, menetukan dan ganti pakaian
6. Memeprtahankan suhu tubuh yang normal
7. Memprtahankan kebersiahan tubuh, penampilan, melindungi kulit
8. Eliminasi
9. Menghindari bahya lingkungan dan melukai orang lain
10. Berkomuniksi untuk mengkspresikan kebutuhan dan perasaan
11. Melaksanakan ibadah
12. Melaksanakan pekerjaan untuk kepuasan
13. Bermain dan rekreasi
14. Belajar

4. Teori Abdellah
Pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun anggota keluarga
Dikenal 21 masalah keperawatan Abdellah
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan meluasnya infeksi
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas
5. Memfasilitasi masukan oksigen melalui sel
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh
7. Eliminasi
8. Memprtahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Mengenali respon fisiologis tubuh
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi
11. Mempertahankan fungsi sensorik
12. Mengidentifikasi dan menerima ekspesi, perasaan dan reaksi positif dan negatif
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organik
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal
15. Memfasilitasi pengembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif
17. Menghasilkan dan mempertahankan lingkunagn yang teraupetik
18. Memfasilitasi kesadaran kan diri sendiri
19. Menerima tujuan yang optimal berdasar keterbatasan fisik dan emosional
20. Menggunakan sumber – sumber komunitas
21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor – faktor yang mempengaruhi munculnya suatu penyakit

5. Teori Orlando
 Klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal
 Tiga elemen
1. Perilaku klien
2. Reaksi perawat
3. Tindakan keperawatan

6. Teori Levine
 Klien sebagai makhluk yang terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkunagnnya
 Sehat dipandang dari sudut konservasi, dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama
 4 prinsip konservasi dalam keperawatan
1. Konservasi energi klien
2. Konservasi struktur integritas
3. Konservasi integritas profesional
4. Konservasi integritas sosial


7. Teori Johnson
 Klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress aktual dan potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi
 Guna perawat adalah untuk mengurangi stress
 Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokan perilaku:
1. Mencari keamanan
2. Mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan orang lain
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang dapat diterima
5. Mengeluarkan sampah tubuh
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku menlindungi diri sendiri

8. Teori Rogers
o Tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan
o Manusia utuh meliputi: proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan denagn lingkungannya

9. Teori Orem
• Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawtan diri secara total
• Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri
• Asuhan keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial

10. Teori King
 Tujuan keperawatan adalah untuk memenfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan
 Proses keperawatan didefinisikan sebagai prosesa interpersonal yang dinamis antara perawat, klien

11. Teori Neuman
Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu , keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan maksimal melalui intervensi tertentu
Penurunan stress adalah tujuan dari sistem model praktek keperawatan
Tindakan keperawatan meliputi tindakan preventif tingkat primer, skunder atau tersier



12. Teori Roy
 Untuk mengidentifikasi type kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi
 Model adaptasi ini didassari oleh model adpatasi fisiologis, psikologis, sosiologis serta keterhubunagan atau ketergantungan dan kemandirian

13. Teori Watson
o Meningkatkan kesehatan, mengembang klien pada kondisi sehatnya dan mencegah kesakitan
o Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring, caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilakn pemenuhan kebutuhan manusia



SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Alur Pendidikan
Dasar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menata jenis dan jenjang pendidikan keperawatan adalah Undang-Undang (UU) 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk menjadi perawat profesional (RN), lulusan SLTA harus menempuh pendidikan akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat vokasional, (primary nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/Akademi Keperawatan.
Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3 atau langsung ke S1 Keperawatan. Selanjutnya, lulusan D3 Keperawatan dapat melanjutkan ke S1 Keperawatan dan Ners. Dari pendidikan S1 dan Ners, baru ke Magister Keperawatan/spesialis dan Doktor/Konsultan. Diharapkan pada 2015, sebagian besar tenaga keperawatan adalah S1 Keperawatan dan Ners. Oleh karena itu, PPNI sangat mengharapkan perawat vokasional meneruskan pendidikannya ke S1 Keperawatan dan Ners.
Pendidikan Profesional
Ada beberapa alasan mengapa tidak ada jenjang D4 Keperawatan? Pertama, tuntutan dan kebutuhan tenaga profesional perawat dalam menghadapi era globalisasi. Perawat adalah profesi, sebagaimana deklarasi dalam lokarkarya nasional 1983. Dasar pendidikannya harus pendidikan profesional.
Kedua, semakin banyak jenis dan jenjang pendidikan perawat vokasional akan menyulitkan pengaturan kompetensinya. Perbedaan kompetensi dan kewenangan antara D3, D4, dan Ners bagaimana? Ketiga, bila akan melanjutkan studi, setelah lulus D4 ke mana? Tidak ada pengaturan transfer pendidikan dari D4 ke S1 Keperawatan.
Banyak lulusan D4 Perawat Pendidik Undip (sekarang sudah ditutup) harus melanjutkan ke S1 Keperawatan dengan D3 Keperawatanya.
Perbedaan pandangan antara elite PPNI yang berhak mengatur jenis dan jenjang pendidikan perawat dengan pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan D4 Keperawatan, perlu diselesaikan. PPNI memperjuangkan idealisme dan profesionalisme agar pengakuan dan eksistensi profesi itu meningkat di mata profesi lain dan masyarakat.
Sementara itu, pemerintah memiliki Politeknik Kesehatan (Poltekes) di banyak provinsi yang mewarnai kualitas perawat kita, meskipun keberadaan Poltekes yang dikelola oleh Departemen Kesehatan tersebut bukan lagi sebagai pendidikan kedinasan yang diamanatkan oleh UU.
Perbedaan semakin nyata, ketika ada keinginan bahwa rekrutmen PNS di masa yang akan datang memprioritaskan lulusan D4 Keperawatan. Ke mana mahasiswa S1 Keperawatan setelah lulus? Mungkin itu yang diperjuangkan oleh Aliansi BEM S1 Keperawatan se-Indonesia. Arogansi masing-masing hanya akan memperburuk situasi yang akan memengaruhi pelayanan keperawatan.
Banyak profesi yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik. Organisasi profesi mereka mengatur dengan baik profesinya. Sudah selayaknya profesi itu diberi kesempatan untuk berkembang pula menuju tatanan dan norma profesionalisme, agar daya saing SDM Keperawatan mampu berkompetisi dengan profesi lain.(68)

KEPERAWATAN SEBAGAI KIAT DAN ILMU
Menurut saya keperawatan itu berkaitan erat dengan kiat dan ilmu jika keperawatan tidak didasari kiat dan ilmu maka akan terjadi suatu bentuk pelayanan yang tiadak sesuai dengan tuntutan masyarakat dan keperawatan tersebut tidak akan pernah berkembang karena perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana.
Semakin tinggi ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang perawat maka akan lebih mudah dalam meberikan pelayanan keperawatan yang profesioanal dan keperawatan juga akan semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan. Hal ini disebabkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang diakibatkan meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan daya emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.
Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi.

MENJADI PERAWAT YANG LEBIH PROFESIONAL
Pada dasarnya bukanlah susah dan sulit menjadi perawat yang lebih profesional tinggal tergantung pada kemauan kita saja, ada 3 hal pokok yang paling penting jika kita ingin menjadi perawat yang profesional diantaranya yaitu:
1. Knowlodge
2. Skill
3. Attitude
Mengapa saya katakan seperti itu karena sekarang perawat diindonesia tidak banyak yang menguasai tiga hal tersebut, terkadang mereka hanya bisa menguasai satu atau dua dari tiga hal tersebut seperti hanya menguasai Knowlodge dan Skill padahal ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain, kebanyakan perawat indonesia hanya menguasai Knowlodge dan Skill dengan menyampingkan Attitude padahal hal tersebut sangat penting dalam menghadapi pasien atau klien dan juga kieluarga pasien diman sikap ini sangat mempengarui atau berpengaruh terhadap kesembuhan pasien.
Pasien akan merasa lebih aman dan nyaman ketika seorang perawat bersikap sopan dan ramah sehingga hatinya akan merasa senang dengan merasa senang akan mempercepat penyembuahan penyakit pasien, jadi jika kita ingin menjadi perawat yang profesional maka mari kita kuasai tiga hal tersebut, mudah – mudahan kita semua bisa menjadi perawat yang lebih profesional dengan meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap kita. Amin.
REFERENSI
Pelayanan Profesionalisme Keperawatan yang Didukung Oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 2008 (http://www.inna-ppni.or.id/index.php, diperoleh 9 Agustus, 2008)
Teori dan Konseptual Dalam Keperawatan, 2007 (http://nursing arwin.blogspot.com, diperoleh 9 Agustus, 2008)
Menata Pendidikan Perawat, 2007 (http://www.suaramerdeka.com, diperoleh 3 Agustus, 2008)
Hidayat, A. A. A. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

0 Response to "TEORI KEPERAWATAN"

Posting Komentar

Powered by Blogger