PENANGANAN DIARE SECARA SEDERHANA

Menurut Brunner dan Suddarth (2001) Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari) dan konsisten (feses cair).
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998, dalam Arjatmo, 2001) diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001, dalam Sachasin, 1996) diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

B. Penyebab
1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum
2. Infeksi berbagai macam virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus)
3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu)
4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor.
5. Karena keracunan makanan dan minuman
6. Karena kekurangan gizi, misalnya: kelaparan, kekurangan zat putih telur.

C. Tanda dan Gejala
Adanya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lebih cair sampai seperti air. Adapun tanda lainnya adalah seperti: pegal pada punggung, perut berbunyi, anak cengeng, kehilangan cairan dan elektrolit, mata cekung, haus, lemah, lesu, mulut kering, demam, letargis, dan kadang-kadang disertai muntah.

D. Penularan Diare
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
• Pemakaian botol susu yang tidak bersih
• Menggunakan sumber air yang tercemar
• Buang air besar disembarang tempat
• Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang kotor.
• Tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air besar (BAB) dan sebelum makan
E. Penanganan Diare
1. Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu)
3. Garam Oralit.
4. Mencari pengobatan lanjutan ke puskesmas/Rumah Sakit, apabila tidak membaik sampai 2 hari, atau ada satu/lebih tanda-tanda:
a. Diare terus menerus
b. Ada muntah berulang-ulang
c. Demam
d. Tidak mau makan dan minum
e. Kelihatan sangat haus
f. Ada serat dalam tinja

F. Pencegahan Diare
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
1. Pemberian ASI minimal 6 bulan
2. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
a. sebelum makan,
b. setelah buang air besar,
c. sebelum memegang bayi,
d. setelah menceboki anak
e. sebelum menyiapkan makanan;
3. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
4. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain)
5. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
G. Oralit
Oralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Alphatrolit®, Aqualyte®, Bioralit® dan Corsalit®. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi. Terdapat dua jenis oralit, yaitu oralit dengan basa sitrat (LGOS) dan oralit basa bikarbonat (LGOB).
1. Cara Penggunaan
Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan diminum perlahan-lahan. Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (3 jam pertama)
umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa
300 ml dalam 1,5 gelas 600 ml dalam 3 gelas 1,2 l dalam 6 gelas 2,4 l dalam 12 gelas

Takaran pemberian oralit untuk mengatasi diare (setiap habis buang air)
umur < 1 tahun 1 - 4 tahun 5 - 12 tahun dewasa
100 ml dalam 0,5 gelas 200 ml dalam 1 gelas 300 ml dalam 1,5 gelas 400 ml dalam 2 gelas

2. Pengganti Oralit
Bila tidak ada oralit, dapat juga digunakan larutan gula-garam, yaitu dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam satu gelas air matang.


Referensi

Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta: Gaya Baru.
Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC.
Betz, C. L, & Sowden, L. A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatik. Jakarta: EGC.
Caldarella, M. Visceral Sensitivity and Symptoms in Patients with Constipation- or Diarrhea-predominant Irritable Bowel Syndrome (IBS). The American Journal of Gastroenterology, Volume 100 Issue 2 Page 383 - February 2005.
Kader Kesehatan Masyarakat. (1995). Ed. 2. Jakarta: EGC.
Sachasin, R. M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih Bahasa : Manulang R.F. Jakarta: EGC.

0 Response to "PENANGANAN DIARE SECARA SEDERHANA"

Posting Komentar

Powered by Blogger